Didalam arsitektur, tektonika terbentuk dari ekspresi pertemuan antar sambungan yang melibatkan elemen material, struktur, konstruksi, teknologi, hingga estetika yang terkandung didalamnya. Tektonika dikembangkan sesuai dengan teknologi zaman, kondisi lingkungan dan ketersediaan sumbar daya alam disekitar mereka, sehingga terus menerus berkembang hingga saat ini.
Indonesia sendiri memiliki kekayaan arsitektur vernakular lengkap dengan tektonikanya masing-masing. Di JAAI kami mengexplore dan mengarsipkan kekayaan tektonika ini menjadi sebuah “Diagram of Tectonic”. Guna merefleksikan kembali, Apakah tektonika pada arsitektur vernakular Indonesia masih mungkin digunakan saat ini?.
Tidak hanya berhenti pada refleksi, “Diagram of Tectonic” juga bisa digunakan sebagai acuan research maupun explorasi perkembangan desain arsitektur di masa mendatang. Hal ini berhadapan dan menyesuaikan diri dengan teknologi yang semakin maju, namun ketersediaan kondisi alam justru sebaliknya.
Tektonika – Rumah Lobo
Location:Desa Ngata Toro, Kecamatan Kulawi, Sulawesi Tengah Diagram by:Margareta Nathania (JAAI) Photograph by:- Year:2022
Tektonika – Rumah Bansaha
Location:Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara Diagram by:Margareta Nathania (JAAI) Photograph by:- Year:2022
Tektonika – Rumah Baileo Wanasa
Location:Maluku Tengah Diagram by:Margareta Nathania (JAAI) Photograph by:- Year:2022